MUJAHID HARAKI - JILUL QURAN

"...Kita bukanlah pemula atau pengakhir perjuangan Nabi s.a.w tapi, kita adalah mata-mata rantai pada perjuangan Rasulullah..

Thursday, February 14, 2008

5 CARA PILIH SAHABAT


NASIHAT yang boleh diikuti dalam membina persahabatan ialah
sebagaimana pesanan al-Qamah (seorang sahabat Rasulullah saw) kepada
anaknya:

Pertama, pilihlah sahabat yang suka melindungi sahabatnya, dia
adalah hiasan diri kita dan jika kita dalam kekurangan nafkah, dia
suka mencukupi keperluan.

Kedua, pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau menghulurkan
tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, dia suka menerima
dengan rasa terharu, jikalau ia melihat kebaikan yang ada pada
dirimu, dia suka menghitung-hitungkan (menyebutnya) .

Ketiga, pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau menghulurkan
tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, ia suka menerima
dengan rasa terharu dan dianggap sangat berguna, dan jika ia
mengetahui mengenai keburukan dirimu ia suka menutupinya.

Keempat, pilihlah sahabat yang jikalau engkau meminta sesuatu
daripadanya, pasti ia memberi, jikalau engkau diam, dia mula
menyapamu dulu dan jika ada sesuatu kesukaran dan kesedihan yang
menimpa dirimu, dia suka membantu dan meringankanmu serta
menghiburkanmu.

Kelima, sahabat yang jikalau engkau berkata, ia suka membenarkan
ucapan dan bukan selalu mempercayainya saja. Jikalau engkau
mengemukakan sesuatu persoalan yang berat dia suka mengusahakannya
dan jika engkau berselisih dengannya, dia suka mengalah untuk
kepentinganmu. Dalam memilih sahabat kita hendaklah memilih sahabat
yang baik agar segala matlamat dan hasrat untuk memperjuangkan Islam
dapat dilaksanakan bersama-sama sahabat yang mulia.

ADAB-ADAB BERSAMA AL-QURAN



Al Quran sebagai Kitab Suci, Wahyu Ilahi, mempunyai adab-adab tersendiri bagi orang-orang yang membacanya. Adab-adab itu sudah diatur dengan sangat baik, untuk kehormatan dan keagungan Al Quran; tiap-tiap orang harus berpedoman kepadanya dan mengerjakannya.

Imam Al Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin telah memperinci dengan sejelas-jelasnya bagaimana hendaknya adab-adab membaca Al Qur'an menjadi adab yang mengenal batin, dan adab yang mengenal lahir. Adab yang mengenal batin itu, diperinci lagi menjadi erti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati dikala membaca sampai ke tingkat memperluas, memperhalus perasaan dan membersihkan jiwa. Dengan demikian, kandungan Al Quran yang dibaca dengan perantaraan lidah, dapat bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam hati sanubarinya. Kesemuanya ini adalah adab yang berhubungan dengan batin, yaitu dengan hati dan jiwa. Sebagai contoh, Imam Al Gazhali menjelaskan, bagaimana cara hati membesarkan kalimat Allah, yaitu bagi pembaca Al Qur'an ketika ia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran Allah yang mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia harus yakin dalam hatinya, bahwa yang dibacanya itu bukanlah kalam manusia, tetapi adalah kalam Allah Azza wa Jalla. Membesarkan kalam Allah itu, bukan saja dalam membacanya, tetapi juga dalam menjaga tulisan-tulisan Al Quran itu sendiri. Sebagaimana yang diriwayatkan, 'Ikrimah bin Abi Jahl, sangat gusar hatinya bila melihat lembaran-lembaran yang bertuliskan Al Quran berserak-serak seolah-olah tersia-sia, lalu ia memungutnya selembar demi selembar, sambil berkata:"Ini adalah kalam Tuhanku! Ini adalah kalam Tuhanku, membesarkan kalam Allah berarti membesarkan Allah."

Adapun mengenai adab lahir dalam membaca Al Quran, selain didapati di dalam kitab Ihya Ulumuddin, juga banyak terdapat di dalam kitab-kitab lainnya. Misalnya dalam kitab Al Itqan oleh Al Imam Jalaludin As Suyuthu, tantang adab membaca Al Quran itu diperincinya sampai menjadi beberapa bagian.

Diantara adab-adab membaca Al Quran, yang terpenting ialah:

1. Disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu, dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah.

2. Mengambil Al Quran hendaknya dengan tangan kanan; sebaiknya memegangnya dengan kedua belah tangan.

3. Disunatkan membaca Al Quran di tempat yang bersih, seperti di rumah, di surau, di mushalla dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih. Tapi yang paling utama ialah di mesjid.

4. Disunatkan membaca Al Quran menghadap ke Qiblat, membacanya dengan khusyu' dan tenang; sebaiknya dengan berpakaian yang pantas.

5. Ketika membaca Al Quran, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al Quran mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu.

6. Sebelum membaca Al Quran disunatkan membaca ta'awwudz, yang berbunyi: a'udzubillahi minasy syaithanirrajim. Sesudah itu barulah dibaca Bismillahirrahmanir rahim. Maksudnya, diminta lebih dahulu perlindungan Allah, supaya terjauh pengaruh tipu daya syaitan, sehingga hati dan fikiran tetap tenang di waktu membaca Al quran, dijauhi dari gangguan. Biasa juga orang yang sebelum atau sesudah membaca ta'awwudz itu, berdoa dengan maksud memohon kepada Alah supaya hatinya menjadi terang. Doa itu berbunyi sebagai berikut.

"Ya Allah bukakanlah kiranya kepada kami hikmat-Mu, dan taburkanlah kepada kami rahmat dan khazanah-Mu, ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

7. Disunatkan membaca Al Quran dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang, sesuai dengan firman Allah dalam surat (73) Al Muzammil ayat 4:

"....Dan bacalah Al Quran itu dengan tartil".

Membaca dengan tartil itu lebih banyak memberi bekas dan mempengaruhi jiwa, serta serta lebihmendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada Al Quran.

Telah berkata Ibnu Abbas r.a.:" Aku lebih suka membaca surat Al Baqarah dan Ali Imran dengan tartil, daripada kubaca seluruh Al Quran dengan cara terburu-buru dan cepat-cepat."

8. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Quran, disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya. Cara pembacaan seperti inilah yang dikehendaki, iaitu lidahnya bergerak membaca, hatinya turut memperhatikan dan memikirkan arti dan maksud yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya. Dengan demikian, ia akan sampai kepada hakikat yang sebenarnya, iaitu membaca Al Quran serta mendalami isi yang terkandung di dalamnya. Hal itu akan mendorongnya untuk mengamalkan isi Al Quran itu. Firman Allah dalam surat (4) An Nisaa ayat 82 berbunyi sebagai berikut:

"Apakah mereka tidak memperhatikan (isi) Al Quran?..."

Bila membaca Al Quran yang selalu disertai perhatian dan pemikiran erti dan maksudnya, maka dapat ditentukan ketentuan-ketentuan terhadap ayat-ayat yang dibacanya. Seperti bila bacaan sampai kepada ayat tasbih, maka dibacanya tasbih dan tahmid; Bila sampai pada ayat Doa dan Istighfar, lalu berdoa dan minta ampun; bila sampai pada ayat azab, lalu meminta perlindungan kepada Allah; bila sampai kepada ayat rahmat, lalu meminta dan memohon rahmat dan begitu seterusnya. Caranya, boleh diucapkan dengan lisan atau cukup dalam hati saja. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud, dari Ibnu Abbas yang maksudnya sebagai berikut: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila membaca: "sabbihissma rabbikal a'la beliau lalu membaca subhanarobbiyal a'la . Diriwayatkan pula oleh Abu Daud, dan Wa-il binHijr yang maksudnya sebagai berikut:" Aku dengan Rasulullah membaca surat Al Fatihah , maka Rasulullah sesudah membaca walad dholliin lalu membaca aamin . Demikian juga disunatkan sujud, bila membaca ayat-ayat sajadah, dan sujud itu dinamakan sujud tilawah.

Ayat-ayat sajadah itu terdapat pada 15 tempat yaitu:

1. dalam surat Al-A'raaf ayat 206

2. dalam surat Ar-ra'd ayat 15

3. dalam surat An-Nahl ayat 50

4. dalam surat Bani Israil ayat 109

5. dalam surat Maryam ayat 58

6. dalam surat Al-Haji ayat 18 dan ayat 77

7. dalam surat Al Furqaan ayat 60

8. dalam surat Annaml ayat 26

9. dalam surat As-Sajdah ayat 15

10. dalam surat As-Shad ayat 24

11. dalam surat Haamim ayat 38

12. dalam surat An-Najm ayat 62

13. dalam surat Al-Insyiqaq ayat 21, dan

14. dalam surat Al-'Alaq ayat 19

9. Dalam membaca Al Quran itu, hendaknya benar-benar diresapkan arti dan maksudnya, lebih-lebih apabila smapai pada ayat-ayat yang menggambarkan nasib orang-orang yang berdosa, dan bagaimana hebatnya siksaan yang disediakan bagi mereka. Sehubungan dengan itu, menurut riwayat, para sahabat banyak yang mencucurkan air matanya di kala membaca dan mendengar ayat-ayat suci Al Quran yang menggambarkan betapa nasib yang akan diderita oleh orang-orang yang berdosa.

10. Disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan islubnya Al Quran. Rasulullah s.a.w. telah bersabda:

"Kamu hiasilah Al Quran itu dengan suaramu yang merdu"

Diriwayatkan, bahwa pada suatu malam Rasulullah s.a.w. menunggu-nunggu istrinya, Siti 'Aisyah r.a. yang kebetulan agak terlambat datangnya. Setelah dia datang, Rasulullah bertanya kepadanya:" Bagaimanakah keadaanmu?" Aisyah menjawab :"Aku terlambat datang, karena mendengarkan bacaan Al Quran seseorang yang sangat bagus lagi merdu suaranya. Belum pernah aku mendengar suara sebagus itu." Maka Rasulullah terus berdiri dan pergi mendengarkan bacaan Al Quran yang dikatakan Aisyah itu. Rasulullah kembali dan mengatakan kepada Aisyah:" Orang itu adalah Salim, budak sahaya Abi Huzaifah. Puji-pujian bagi Allah yang telah menjadikan orang yang suaranya merdu seperti Salim itu sebagai ummatku."

Oleh sebab itu, melagukan Al Quran dengan suara yang bagus, adalah disunatkan, asalkan tidak melanggar ketentuan-ketentuan dan tata cara membaca sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ilmu qiraat dan tajwid, seperti menjaga madnya, harakatnya (barisnya) idghamnya dan lain-lainnya. Di dalam kitab zawaidur raudhah, diterangkan bahwa melagukan Al Quran dengan cara bermain-main serta melanggar ketentuan-ketentuan seperti tersebut di atas itu, haramlah hukumnya; orang yang membacanya dianggap fasiq, juga orang yang mendengarkannya turut berdosa.

11. Sedapat-dapatnya membaca Al Quran janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan sampai ke batas yang telah ditentukan, barulah disudahi. Juga dilarang tertawa-tawa, bermain-main dan lain-lain yang semacam itu, ketika sedang membaca Al Quran. Sebab pekerjaan yang seperti itu tidak layak dilakukan sewaktu membaca Kitab Suci dan berarti tidak menghormati kesuciannya.

Itulah diantara adab-adab yang terpenting yang harus dijaga dan diperhatikan, sehingga dengan demikian kesucian Al Quran dapat terpelihara menurut arti yang sebenarnya.

TARBIAH MELAHIRKAN MUKMIN MUJAHID


Tarbiyah Islamiyah bukan sekadar membentuk seseorang itu menjadi mukmin untuk dirinya, beramal dan bertaqwa seorang diri sahaja. Bahkan ia bertujuan melahirkan mukmin yang sedia berkhidmat, memberi sumbangan kepada Islam dan berjihad pada jalan Allah SWT.
Rasulullah SAW mendidik para sahabatnya sehingga menjadi mujahid yang kukuh iman mereka, sentiasa bersedia untuk berkorban dan berjihad pada jalan Allah. Apabila Islam berhajat kepada kerja dakwah, maka tampillah para da'i yang jujur, berani dan sabar menyampaikan risalah Islam melalui lisan dan contoh yang baik. Apabila Islam memerlukan pengorbanan harta benda, maka tampillah sahabat yang mempunyai harta kekayaan menyerahkan harta benda mereka kepada Rasulullah SAW dengan penuh keredhaan tanpa bakhil, seperti Abu Bakar al-Siddiq, Umar al-Khattab, Osman Ibn Affan dan Abdul Rahman al-'Auf.
Semua ini adalah peribadi yang lahir hasil daripada tarbiyah imaniyah yang berjalan di dalam madrasah Rasulullah SAW. Didikan Rasulullah SAW bukan untuk melahirkan ahli falsafah atau kumpulan sufi yang asyik dengan riadah ruhiyah semata-mata tanpa menghiraukan tipudaya musuh yang ingin menghancurkan Islam. Rasulullah SAW pernah menegur seorang lelaki yang ingin mengasingkan diri untuk beribadah dan meninggalkan jihad. Kata Rasulullah SAW kepada lelaki itu;
"Jangan kamu lakukan demikian. Sesungguhnya tegak seseorang kamu di jalan Allah (berjihad) adalah lebih utama daripada ia sembahyang dirumahnya selama 70 tahun. Apakah kamu tidak suka Allah mengamponkan kamu serta memasukkan kamu ke dalam syurga? Berjihadlah pada jalan Allah. Sesiapa yang berperang pada jalan Allah di atas belakang unta , maka wajiblah baginya syurga" (Hadis riwayat At-Tarmizi).
Hasan al-Banna pernah menyebutkan:
'Jihad adalab fardu yang berjalan terus sampai hari kiamat."

Sabda Rasulullah SAW:
"Barangsiapa mati padahal dia tidak berjihad dan tidak pernah berniat berjihad, maka matinya seperti mati jahiliyah.'
Serendah-rendah tingkat iihad itu ialah dengan cara membantah di dalam hati, dan setinggi-tingginya ialah perang fi sabilillah kerana kebenaran. Di antara kedua-dua tingkatan itu terdapat cara-cara jihad yang lain seperti berjihad dengan lidah, berjihad dengan pena, berjihad dengan tangan dan bejihad dengan cara berani bercakap benar di hadapan raja yang zalim. Semua sifat dan tingkatan jihad tersebut akan lahir melalui proses Tarbiyah lmaniyah, lnsyaallah.

Proses Tarbiyah mesti berterusan
 
Proses Tarbiyah lmaniyah mestilah berterusan, tidak boleh diabaikan atau dihentikan separuh jalan atau ditamatkan. Silibusnya mencakupi sepanjang hayat seorang muslim.
Menurut Al Syekh Mustafa Masyur bahawa Tarbiyah dan pembersihan jiwa diumpamakan seperti makanan dan siraman bagi pokok yang disemai atau ditanam. Jika pokok tidak dibajai dan disirami sentiasa, maka ia akan layu dan kering. la akan terus hidup subur jika dibajai dan disirami. Demikianiah manusia. Hidup sebenarnya bagi individu atau jemaah adalah kerana adanya iman. Hidup manusia sebenarnya adalah hidup hatinya dengan keimanan bukan hidup jasad yang akan fana. Iman di dalam hati itulah yang akan melahirkan kehidupan yang bermakna. Hati perlu digilap seialu kerana ia mungkin berkarat. Rasuluilah SAW bersabda yang bermaksud:
"Sesunggubnya hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi. Sababat-sababat bertanya: Apakah pengilapnya wahai Rasulullah?. Rasulullah menerangkan: membaca Al Quran dan mengingati maut (mati).' (HR Al Baibaqi)
lman yang berada dalam iiwa manusia sentiasa terdedah kepada kelunturan dan kelemahan kerana dijangkiti oleh berbagai penyakit seperti kesibukan urusan duniawi, dan lain-lain. Oleh itu kita perlu banyak memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan sentiasa memperbaharui keimanan kita. Sabda Rasuluilah SAW:
"Sesungguhnya iman itu boleb lusuh seperti lusuhnya pakaian, maka bendaklah kamu memobon doa kepada Allah SWT supaya diperbaharui keimanan itu di dalam jiwa kamu.' (HR Al Hakim dan At Tabrani)

Faktor kejayaan Tarbiyah lslamiyah
Dr. Yusuf AI Qardhawi dalam bukunya, telah menjelaskan bahawa di sana ada beberapa faktor yang membantu menjayakan Tarbiyah lslamiyah, antaranya :
i. Keyakinan sepenuhnya bahawa tarbiyah adalah satu-satunya wasilah yang paling berkesan untuk merubah masyarakat, melahirkan rijal don seterusnya mencapai kejayaan. Melalui tarbiyahlah Rasuluilah SAW berjaya membentuk generasi rabbani sebagai contoh yang sukar ditandingi.
Jalan Tarbiyah adalah jalan yang jauh, jalan yang sukar dan jalan yang bertahap-tahap. Sedikit sekali yang mampu mengharungi jalan ini, tapi ianya satu-satunya jalan untuk sampai kepada kejayaan.
ii. Hanya Tarbiyah Islam yang mempunyai manhaj dan matlamat, lengkap dalam semua aspek dan jelas dari segi sumber, proses don perancangannya.
iii. Tarbiyah lslamiyah mampu mewujudkan suasana masyarakat yang harmoni. Suasana ini membantu setiap anggota masyrakat hidup secara Islam. Masyarakat dididik tentang cara memberi tunjuk ajar, cara bersimpati, memberi pertolongan dan sebagainya. Setiap anggota merasa sedikit dengan dirinya dan merasa banyak dengan sahabat. Dia merasa lemah bila bersendirian dan merasa kuat dengan berjemaah.
iv. Adanya pemimpin yang bersifat pendidik dengan fitrah yang Allah anugerahkan kepadanya. Pengetahuan dan pengalamannya menjadikan Tarbiyahnya lahir daripada hati sanubari yang bersih dan ikhlas kerana Allah SWT semata-mata. Setiap perkataan yang keluar dari hati akan masuk ke hati-hati yang lain tanpa sekatan. Perkataan yang hanya lahir dari lidah semata-mata tidak akan mampu melewati telinga pun. Perpatah ada menyatakan: "Orang yang kehilangan sesuatu benda nescaya ia tidak akan dapat memberikannya."
v. Mempunyai pendidik-pendidik yang ikhlas, berwibawa dan beramanah mengikut jalan pemimpin agong Muhammad SAW. Tidaklah dimaksudkan pendidik di sini mereka yang keluar dari pusal-pusat pengajian tinggi dalam bidang tarbiyah atau pendidikan, dengan ijazah masters atau PhD. Yang dimaksud dengan pendidik di sini ialah mereka yang mempunyai keimanan yang tinggi, kerohanian yang kuat, jiwa yang bersih, kemahuan yang kental, simpati yang luas dan kewibawaan yang memberi kesan kepada orang lain. Dia mungkin seorang jurutera atau seorang pegawai biasa atau seorang peniaga atau seorang buruh yang tidak ada kaitan dengan prinsip-prinsip atau
sistem pendidikan.
vi. Menggunakan berbagai-bagai wasilah seperti kegiatan-kegiatan di dalam halaqat, usrah-usrah, dan katibah-katibah yang dijuruskan ke arah matlamat pembangunan insan muslim yang soleh dan sempurna.

PENUTUP
Menjadikan Islam sebagai satu alternatif penyelesaian kepada masalah umat manusia mestilah lahir daripada keyakinan yang berteraskan keimanan, bukan disebabkan kegagalan sistem sistem lain. Islam hanya boleh memainkan peranannya untuk menyelesaikan masalah manusia apabila ianya diambil secara syumul dalam bentuk konkrit. Oleh itu setiap pekerja (amilin) Islam mestilah dibentuk dan diproses berteraskan aqidah tauhid yang bersumberkan daripada Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Islam tidak akan dapat dibangunkan tanpa rijal (pahlawan). Rijal tidak dilahirkan tanpa melalui proses Tarbiyah. Dan Tarbiyah tidak akan memberi sebarang kesan tanpa penglibatan dan penghayatan yang bersungguh-sungguh daripada setiap individu. Adalah menjadi harapan dan keyakinan setiap muslim bahawa masa depan adalah milik Islam.


Sumber : Someone

Wednesday, February 13, 2008

10 WASIAT AS-SYAHID IMAM HASSAN AL-BANNA

1>> Wahai ikhwani, Segeralah tunaikan solat di awal waktu dikala mendengar azan usahakanlah semampu terdaya. Ini membuktikan kesungguhan anda. Di situ ada sumber kejayaan, di situ ada sumber pertolongan, di situ ada sumber taufiq. Perhatikanlah banyak perintah ayat al-Quran dimulakan dengan menyebut solat di awalnya perhatikanlah Tuhan mensyariatkan solat...Juga di medan perang walaupun di saat genting dan cemas.

2)Wahai ikhwani, bacalah al-Quran dan cuba perhatikan isi kandungannya, selalulah berzikir dan cari ilmu walaupun sedikit. Kurangilah dengan masa yang tidak bertujuan, sesungguhnya al-Quran adalah sumber asli lautan ilmu, sumber hidayah kepada anda dan saya Bacalah al-Quran, kelak ia memberi syafaat. Sentiasalah membaca, menghafal dan cuba hayati mesej arahannya. Selalu berzikir, berzikir dan terus berzikir!!! Di situ ada ketenteraman di situ ada kedamaian disitu ada kesalaman maka jadilah hamba yang sejahtera.

3)Wahai ikhwani, dorongkanlah diri untuk menguasai Bahasa al-Quran Mulakan dulu walaupun sepatah perkataan. Sebenarnya anda telah lama bermula Iaitu sejak anda solat setiap hari. Sebut dulu walaupun tak faham. Antara mala petaka pertama menimpa umat kita ialah kecuaian menguasai bahasa agamanya. Juga mengutamakan bahasa pasar, Ayuh !!! Apa tunggu lagi?????? Bukalah ruang walaupun seminit !!!

4)Wahai ikhwani, usahlah bertarung idea tanpa adabnya!!! Berdebatlah jika kiranya berbuahkan kebaikan. Awasilah pertengkaran Kerana di sana ada unsur lain membisikkan? Syaitan namanya !!!

5)Wahaiikhwani, Senyumlah selalu tapi bersederhanalah dalam ketawa !!!
Rasulullah s. a. w adalah yang paling banyak senyum. Baginda ketawa kena pada tempatnya. Tapi berpada-pada sahaja, wahai ikhwani! Plato juga berharap agar pementasan hiburan yang tidak bermutu terlalu banyak ketawa bodoh. Hanya disaksikan oleh golongan abdi dan orang upahan asing. Begitu juga Aristotle berpendapat supaya golongan belia ditegah daripada menyaksikan hiburan-hiburan yang membolehkan perbuatan ketawa berlebih-lebihan. supaya tidak menular keburukan dalam diri!!!

6)Wahai ikhwani, Seriuslah selalu dan berguraulah berpatutan tanpa serius, hilanglah kesungguhan. Tanpa bergurau, tawarlah kehidupan. Kata seorang penyair : Berikan kerehatan pada jiwamu yang sibuk dengan berfikir, ubati dengan bergurau. Tapi, kalau mengubatinya dengan bergurau mestilah dalam batas seperti kau masukkan garam ke dalam gulai.

7)Wahai ikhwani, kawallah nada suaramu setakat yang diperlukan oleh pendengar di depanmu. Janganlah jadi seperti orang bodoh bahkan menyakit hati orang lain
pula. Luqman El-Hakim juga mencela orang yang tidak pandai menjaga nada suara pada tempatnya. Itulah katanya suara keldai!!! Surah al-Isra' memberi tip kepada kita...Jangan keraskan suramu dalam solat tapi jangan pula merendahkannya. Carilah jalan tengah di antara keduanya.

8)Wahai ikhwani, Usahlah umpat- mengumpat. Usahlah merendah-rendahkan pertubuhan lain. Bercakaplah jika ada unsur kebajikan Ayuh!!! Hindarilah mengumpat! Tidak sekali mencabuli jemaah-jemaah lain!!! Perkatakanlah kebaikan demi kebajikan bersama. Sukakah anda memakan daging pasti anda suka!! Tapi sukakah anda memakan daging kawan anda yang telah mati?? Sekali-kali tidak!!! Begitulah dosa orang yang mengumpat. Bertaubatlah jika anda mengumpat Tapi mesti minta ampun terhadap orang umpatanmu bersama!!! Boleh mengumpat... apabila ada tujuan syarie.
* untuk menuntut keadilan apabila dizalimi
* untuk menghapuskan kemungkaran
* kerana memberi amaran kepada Muslim tentang kejahatan
* kerana mengisytiharkan kefasikan dan kejahatan.

9)Wahai ikhwani, Luaskanlah interaksimu dengan umat manusia. Sekalipun mereka tidak diminta berbuat demikian!!! Salam kasih sayang adalah untuk semua Salam kemesraan adalah untuk sejagat. Hulurkanlah, hulurkanlah salam perkenalan...! Lihatlah pensyariatan ibadah haji. Pelbagai bangsa datang berkunjung!!! Pelbagai lapisan datang berkunjung!!! Pelbagai darjat datang berkunjung!!! Sama-sama menjunjung obor suci Tidak mengenali tapi tak sepi.

10)Wahai ikhwani, Maksimumkanlah faedah waktu anda dan Tolonglah orang lain supaya manfaatkan masa. Hadkanlah masa penunaiannya. Biasakan hidup berjadual di hadapan. Bijaksanakanlah menggunakan waktu anda! Bersegeralah, kerana... Sabda Nabi s. a. w bermaksud : "Bertindak segeralah melakukan amal..." (Diulang 7 kali..) Sayanglah masa saudaramu!!! Hormatilah waktu mereka!!! Usahlah berbicara meleret-leret... Tanpa haluan dan noktahnya..


YA ALLAH KAU SATUKANLAH HATI HATI KAMI
DI DALAM PANJI AGAMA ISLAM
DAN
KEIMANAN YANG TEGUH KEPADAMU YA RABBUL IZZATI.
KUPOHON PADAMU YANG MAHA PENGASIH,
JANGAN KAU PALINGKAN HATI KAMI
SESUDAH ENGKAU MEMBERI PETUNJUK YANG BENAR KEPADA KAMI.
MOGA KAMI SENTIASA BERADA DI BAWAH LINDUNGANMU.

RENUNGKAN BERSAMA

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan izin Allah
tiba-tiba muncul mengetuk rumah kita
baginda datang dengan tersenyum dan
muka bersih di muka pintu rumah kita
Apakah yang akan kita lakukan?

Semestinya kita akan sangat berbahagia..
memeluk baginda erat-erat..
dan lantas mempersilakan baginda masuk ke ruang tamu kita
Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat
agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari di rumah kita
baginda tentu tersenyum.....

Tapi barangkali
Kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar
di depan pintu kerana kita teringat video CD Rated 18xxx
yang ada di ruang tengah, dan kita tergesa-gesa memindahkan
dahulu CD tersebut ke dalam.
Baginda tentu tetap tersenyum.....

Atau barangkali,
kita teringat akan lukisan wanita separuh telanjang
yang kita gantung diruang tamu kita,
sehingga kita terpaksa juga memindahkannya
ke belakang secara tergesa-gesa..

Barangkali kita akan memindahkan lafaz Allah dan
Muhammad yang ada diruang samping dan meletakkannya
diruang tamu.
bagindatentu tersenyum.....

Bagaimana bila Rasulullah SAW bersedia menginap dirumah kita?
Barangkali kita teringat bahawa anak kita lebih hafal lagu-lagu
barat daripada menghafal selawat kepada Nabi. Barangkali kita
menjadi malu bahawa anak-anak tidak mengetahui sedikitpun sejarah
Rasulullah SAW, kerana kita lupa dan lalai mengajari anak-anak
kita.
Baginda tentu tersenyum.....

Barangkali kita jadi malu bahawa anak-anak kita tidak mengetahui
satupun nama keluarga Rasulullah SAW dan sahabatnya,
tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota Power Rangers
atau Penyu Ninja.

Barangkali kita terpaksa menukar satu kamar mandi
menjadi ruang solat.

Barangkali kita teringat bahawa perempuan di rumah kita tidak
memiliki koleksi pakaian yang sesuai untuk berhadapan dengan
Rasulullah SAW. Baginda tentu tersenyum.....

Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita..
Belum lagi koleksi kaset/CD kita dan anak-anak kita..
Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita..
Kemanakah kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut
demi menghormati junjungan kita?

Barangkali kita menjadi malu diketahui jun! jungan kita
bahawa kita tidak ke masjid meskipun azan berbunyi.
Baginda tentu tersenyum.....

Barangkali kita menjadi malu kerana pada saat azan Maghrib,
keluarga kita malah sibuk di depan TV.

Barangkali kita menjadi malu kerana kita menghabiskan
hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi.

Barangkali kita menjadi malu kerana keluarga
kita tidak pernah menjalankan solat sunat.

Barangkali kita menjadi malu kerana keluarga kita
jarang membaca Al-Quran.

Barangkali kita menjadi malu bahawa kita tidak
mengenal tetangga-tetangga kita.
Baginda tentu tersenyum.....

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan
Kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari
lewat di depan rumah kita.

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah bertanya
tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di tempat kita.
Betapa senyum baginda masih ada di situ.....

Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba
muncul di depan rumah kita...
Apa yang akan kita lakukan?

Masihkan kita memeluk junjungan kita dan mempersilakan
baginda masuk dan menginap di rumah kita?
Atau akhirnya dengan berat hati kita
akan menolak baginda berkunjung ke rumah kerana
hal itu akan sangat membuat kita kalut dan malu?

Maafkan kami, ya Rasulullah.....
Masihkah baginda tersenyum.....?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir.....
Oh, betapa memalukannya kehidupan kita
saat ini di mata Rasulullah.....

Kenapa hati ini mula nak menangis..
sebak hati bila mengenangkanmu...ya rasulullah
bantulah ummatmu ini... ya ALLAH
tak layak rasanya untuk aku menjadi ummatmu..
sedangkan sunnah mu diperhinakan semakin hari..
apakah kita layak mnjadi ummat Muhammad s.a.w?
apa yang kita buat bila mana rasul menjadi bahan ketawa..?
dimanakah kita hari ini..?
rasulullah.....umatmu kini semakin dayus..?
bantulah kami untuk pertahankan sunnah mu..
walau kami tahu sunnah mu akan menjadi asing dikemudian hari.?
ya.......rasulullah..syafaatkanlah kami..
malu untuk ku luahkan rasa hati ini..
semakin lama...kurasakan pilu sngt..
ayuh....pejuang2 agama ALLAH...
bangkitlah dari tidurmu yg lena..
kembali membela sunnah junjungan mulia..
dari musuh durjana yg berluasa..
moga islam kembali bersinar....
TAKBIR............ALLAH HUAKBAR..

KELAPA@MUTIARA

Apabila kamu berkawan dengan lelaki,
Ingatlah ada dua pilihan terbentang Yang
Pertama.. Kamu jadi seperti kelapa..mudah
diperoleh Diparut..Diperah.. Dan diambil
santannya.. Lepas tu hampasnya dibuang...

Yang Kedua.. Kamu menjadi sebutir
mutiara..Berada di dasar lautan.. Tersimpan
rapi..Dilindungi kulit..Bukan senang nak melihat..
Apa lagi mendapatkannya.. hanya orang yang
bertuah..Beruasaha menyelami dasar
lautan..Dapat memperolehnya..Harganya mahal
sekali..Dan ia akan tersimpan selamanya..

Jadi.. Kamu pilihlah samada hendak menjadi
kelapa ataupun mutiara..
Di sebalik santan.. menjadi penyedap
makanan..diperah segala kenikmatan.. dengan
mudah jatuh menjadi titisan.. akhirnya habis kari
dimakan..pulut panggang sisa habis ditelan.. dan
santan hilang tak jadi ingatan.. yang terasa lazat
hanya kari dan pulut panggang.. orang tak kenang
jasa santan..

Mutiara..tertanam di dasar yang paling
dalam..sukar andai mengharap jadi perhatian
kerana dilapisi kulit yang keras namun kiranya
ditemui insan.. akan menjadi permata
hiasan..terletak tinggi di cincin idaman.. atau di
leher nan jinjang.. atau di lengan menawan.. makin
lama mutiara tertanam.. makin tinggi nilaian..

OLEH ITU..TENTUKAN YANG MANA SATU
PILIHAN..


Menjadi santan.. mudah jadi perhatian.. tapi
hanya sebentar jadi santapan.. kemudian hilang
segala nikmat dan pujian..

Menjadi mutiara.. sukar ditemukan.. namun bila
dihias indah gadis perawan.. hilang ia..tangisan
mengiringi berzaman..

Monday, February 11, 2008

ISLAM....


TAZKIRAH